Daftar_Penerima_BI_Award_2018.pdf
BI Award 2018
November 27, 201811.15.18.Paket Kebijakan Ekonomi_XVI edit MENKO asof 06.40 FINAL.docx
November 16, 2018buat catatan aku aja
11.15.18.Paket Kebijakan Ekonomi_XVI edit MENKO asof 06.40 FINAL.docx
Tentang Bantuan
September 22, 2018Apakah membantu itu? Jika yang dibantu malas, apakah perlu dibantu? Jadi ceritanya beberapa waktu lalu aku dimintain bantuan untuk mencari berkas putusan, surat kuasa dan lain-lain. Menurut aku itu mudah. Pertanyaannya, kalau masih mahasiswa sudah sulit menggerakkan diri mencari bahan, apakah itu bukan sebuah kerugian?
[PODCAST] Kenapa Kita perlu bilang QNTL?
September 8, 2018
Ini adalah podcast dengan topik kenapa kita perlu mengumpat.
Bekson lagu yang ditampilkan dalam episode kali ini:
- Awesome Call,
- Smooth Lovin,
- Off to Osaka, yang kesemuanya dibuat oleh Kevin MacLeod. Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Untuk ide topik bahasan dalam episode podcast selanjutnya, atau komentar tentang topik kali ini bisa rekam suara kamu dan kirim ke email atau mention saya di @Roysayur
Terima kasih
P2
Agustus 24, 2018Akhirnya ambil kesimpulan lebih baik pake theme P2 buatan temen2 automattic aja deh.
Tentang Dunia Kerja: Talent Scouting
Agustus 18, 2018Beberapa hari yang lalu kantor saya mengumumkan adanya talent scouting buat mahasiswa Universitas Indonesia yang ingin dan berminat ikut berkarya.
Saat gurauan diperbincangkan, justru tercetus kalimat bahwa hasil dari talent scouting adalah anak songong-songong.
Saya tak menganggapnya serius, namun kalimat itu sebetulnya ada benarnya.
Kecenderungan pegawai yang masih fresh bahkan belum pernah kerja dimanapun menjadikan dirinya merasa lebih unggul dan lebih pandai. Jika pembawaan ini tidak segera dinetralisir, kejadiannya akan berakhir dengan: kurang diterimanya anak talent scouting dalam pekerjaan sehari-hari.
Apakah anda punya pengalaman yang sama?
Dunia Penelitian
Agustus 13, 2018Adalah dunia yang jauh dari hiruk pikuk serba instan. Bisa jadi para peneliti mengikuti jejak masyarakat dan warga awam untuk berbagi lewat twitter dan instagram. Bisa juga mereka senang kumpul-kumpul, makan-makan, dan foto-foto. Namun mereka akan tetap bersahaja dalam emngenukaan pendapat soal dunia profesional mereka.
Beberapa hari yang lalu saya mengikuti workshop di Cambridge, Inggris. Bertemu dengan banyak peneliti dari berbagai belahan dunia. Ada yang meneliti tentang isu keamanan, sosial politik, ekonomi, fintech, isu kesehatan dan banyak isu lainnya.
Satu hal yang saya rasakan di tengah-tengah para peneliti tersebut adalah fokus mereka dalam hidup untuk mengabdi atas apa yang sudah mereka pilih. Mereka meneliti tentang sedikit hal secara mendalam. Dari dasar hingga melambung tinggi.
Lantas peranyaan saya adalah, apakah para peneliti dengan gelar PhD ini senang berbagi instagram dan twitter. Ternyata iya! namun bedanya mereka tak sesering “kita” dan jarang sekali bicara “opini”. Bisa jadi hal ini karena mereka sadar berargumentasi dan memberikan pendapat di internet itu menimbulkan banyak konsekuensi baik positif maupun negatif.
Bagaimana dengan anda?
Sudahkah anda berbagi tanpa dengan banyak mengeluarkan emosi?
salam,
MK