Saya cuma iseng. Bayangkan bahwa sekarang perlawanan cerdas sudah darurat dibutuhkan untuk tidak memperdalam masalah.
Prita.
New york times sudah membahasnya. Kisah perlawanannya melawan omni hospital makin ramai dan tak berkesudahan.
Ada cara terbaik, yang win-win solution.
Cari saja rumah sakit mahal yang berani menjadikan Prita bintang iklan. Bayarannya cukup Rp204juta.
Prita cukup tampil dengan mengatakan:
“Rumah sakit ini, jauh lebih baik..”
Ringkas, mengena, baik, dan tidak tendensius.
Rumah sakit yang lain itu sebaiknya rumah sakit swasta skala internasional, yang mampu dan cukup cerdas memanfaatkan momen ini.
Lantas, gerakan koin untuk keadilan?
Silahkan saja tanyakan pada penggagasnya mau diapakan.
Biasanya kaum influencer, punya banyak cara kreatif, selain menarik perhatian..
😀
bener juga yah. rumah sakit yg lain kemana ? kok belum nengok prita, hehehe 🙂
Genius!jadi mbak Prita bisa bayar uang tuntutan pake duit hasil jd bintang iklan 😀
Goblok !! ga lucu !! mudah-mudahan kmu atau keluarga kamu yang terkena musibah seperti mbak prita..jadi pengen tau kmu bisa melucu atau punya ide nulis kek gini lagi di kepalamu
kalau mau melucu atau ngasi informasi mohon yang segar-segar bung.. jangan ngebanyol basi begini !!
@Dwan
Ya Mas Dwan.
terkadang cara baca yang salah dan hobi komentar akan sulit menangkap sebuah maksud.
Semoga diberi kesabaran dan kepandaian membaca ya..
😀
mas kopdang, yang namanya komunikasi yg bener tu maksud dan isi pesan si penyampai pesan bisa diserap oleh si penerima pesan tanpa distorsi.
kalau terjadi distorsi, maka letak kesalahan pertama adalah pada penyampai pesan.
bukannya anda meminta maaf pada dwan, anda malah berbalik menyalahkan orang yg anda anggap salah. ini nggak adil.
maaf saya sok ngajarin. mestinya kata pertama anda dalam membalas dwan itu adalah “maaf”, selanjutnya silahkan sampaikan dengan tepat. biarlah orang lain bilang anda “goblok”, itu buat introspeksi anda saja. tapi anda dinilai pengunjung bukan dari komentar orang lain, melainkan dari kedewasaan anda merespon.
empati kudu terasah dalam mengetik, terutama dalam hal penderitaan yang dialami orang lain.
ngemeng2, empati itu bagian dari kedewasaan juga, loh, mas kopdang.
semoga kita bertambah dewasa dalam menyikapi suatu permasalahan …
gak nyambung