Beberapa hari yang lalu kantor saya mengumumkan adanya talent scouting buat mahasiswa Universitas Indonesia yang ingin dan berminat ikut berkarya.
Saat gurauan diperbincangkan, justru tercetus kalimat bahwa hasil dari talent scouting adalah anak songong-songong.
Saya tak menganggapnya serius, namun kalimat itu sebetulnya ada benarnya.
Kecenderungan pegawai yang masih fresh bahkan belum pernah kerja dimanapun menjadikan dirinya merasa lebih unggul dan lebih pandai. Jika pembawaan ini tidak segera dinetralisir, kejadiannya akan berakhir dengan: kurang diterimanya anak talent scouting dalam pekerjaan sehari-hari.
Apakah anda punya pengalaman yang sama?